JAKARTA - Ketersediaan pangan terjangkau kini semakin dekat dengan masyarakat. Kolaborasi antara Perum Bulog dan PT HM Sampoerna Tbk melalui jaringan Sampoerna Retail Community (SRC) menghadirkan dampak langsung hingga ke pelosok desa. Tidak hanya soal harga yang lebih stabil, kerja sama ini juga membuka jalur distribusi baru yang lebih merata.
Program yang diberi nama “Hulu ke Hilir Mendukung Kemandirian Pangan” resmi berjalan di wilayah Jawa Tengah. Bulog Kanwil Jawa Tengah menunjuk toko-toko SRC untuk bergabung sebagai Rumah Pangan Kita (RPK). Perubahan peran ini membuat toko SRC tidak hanya sebagai pengecer biasa, tetapi juga menjadi bagian dari rantai distribusi nasional yang menyalurkan produk pangan pokok kepada masyarakat.
Dampak Nyata untuk Warga Desa
Bagi warga di daerah terpencil, hadirnya toko SRC-RPK memberikan kemudahan besar. Beras SPHP, beras premium Bulog, minyak goreng Minyakita, hingga kebutuhan pangan lain tersedia lebih dekat dan dengan harga yang lebih terjangkau.
Data menunjukkan, di Jawa Tengah sudah terdapat 471 unit toko SRC-RPK, dengan 373 unit di antaranya aktif melayani transaksi harian. Angka ini setara dengan hampir 81 persen toko mitra yang siap menyalurkan pangan pokok ke masyarakat.
Efek langsungnya, warga tidak perlu lagi bergantung pada pasar besar di pusat kota. Kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi di warung terdekat, sehingga menghemat biaya transportasi sekaligus menjaga stabilitas konsumsi rumah tangga.
Menghubungkan Hulu ke Hilir Produksi
Keistimewaan dari program ini tidak hanya berhenti pada distribusi. Kerja sama juga menyentuh aspek produksi. HM Sampoerna ikut mendukung petani tembakau untuk secara musiman beralih menanam padi.
Gabah hasil panen kemudian diserap oleh Bulog, memastikan adanya siklus yang menutup mata rantai dari hulu hingga hilir. Pola ini bukan hanya meningkatkan penghasilan petani, melainkan juga memperkuat ketahanan pangan lokal.
Dengan keterlibatan petani secara langsung, masyarakat memperoleh jaminan pasokan dari sumber yang dekat. Risiko ketergantungan impor maupun gangguan logistik nasional dapat ditekan.
Stabilitas Harga dan Kendali Inflasi
Salah satu tujuan utama Bulog adalah menjaga harga pangan agar tidak melonjak. Di tengah situasi ekonomi yang sering berfluktuasi, harga beras, minyak goreng, dan komoditas pokok lainnya berpotensi menjadi pemicu inflasi.
Melalui jaringan toko SRC-RPK, jalur distribusi pangan menjadi lebih singkat. Hilangnya rantai perantara yang panjang membantu mengurangi biaya tambahan. Konsumen pun mendapat harga lebih rendah dan lebih stabil dibandingkan jika harus membeli melalui banyak tangan.
Dengan stabilitas harga tersebut, tekanan terhadap inflasi pangan bisa lebih terkendali. Dampaknya terasa langsung di tingkat rumah tangga, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah yang sensitif terhadap kenaikan harga pangan.
Target Nasional dan Komitmen Keberlanjutan
Bulog menegaskan, program ini bukan sekadar proyek sementara. Hingga tahun 2026, ditargetkan 10.000 toko SRC di seluruh Indonesia bisa menjadi mitra RPK. Langkah ini menegaskan adanya rencana jangka panjang untuk memperkuat kemandirian pangan nasional.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menilai strategi distribusi yang mendekatkan pangan ke masyarakat adalah kunci keberhasilan. “Semakin dekat distribusi ke masyarakat, semakin merata pula ketersediaan bahan pangan murah dan berkualitas,” ujarnya.
Hal ini juga sejalan dengan strategi pemerintah dalam menekan inflasi pangan yang kerap menjadi tantangan utama di tingkat daerah.
Harapan dari Masyarakat Kecil
Bagi masyarakat, hadirnya toko SRC-RPK memberi harapan besar. Mereka tidak lagi harus khawatir dengan harga pangan yang tidak menentu atau jarak distribusi yang jauh.
Kini, akses pangan pokok berkualitas hadir di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Mulai dari beras, minyak goreng, hingga produk pangan lainnya bisa diperoleh dengan harga yang wajar.
Seorang warga desa di Jawa Tengah mengungkapkan, belanja kebutuhan pokok jadi lebih mudah karena tidak harus pergi jauh ke kota. Dampak nyata ini menjadikan program lebih dari sekadar jargon, melainkan solusi langsung di tingkat rumah tangga.
Tantangan yang Perlu Dijaga
Meski hasil awal menunjukkan dampak positif, masih ada tantangan yang perlu diantisipasi. Stok harus terus tersedia secara konsisten, terutama di daerah terpencil yang akses logistiknya sulit.
Selain itu, keterlibatan petani lokal dalam rantai produksi harus benar-benar memberi manfaat. Program diversifikasi tanaman, misalnya dari tembakau ke padi, harus memastikan keberlanjutan pendapatan petani dan tetap memperhatikan aspek lingkungan.
Jika hal-hal tersebut terkelola dengan baik, kepercayaan masyarakat terhadap program akan semakin kuat. Dengan begitu, target skala nasional dapat tercapai sesuai rencana.
Sinergi antara Bulog dan SRC melalui HM Sampoerna menghadirkan perubahan konkret dalam akses pangan masyarakat. Mulai dari distribusi yang lebih dekat, stabilitas harga, hingga dukungan produksi lokal, semua terintegrasi dalam satu sistem dari hulu ke hilir.
Dengan komitmen hingga skala nasional, kehadiran toko SRC-RPK diharapkan bukan hanya menekan inflasi pangan, tetapi juga memperkuat kemandirian bangsa dalam menjaga kebutuhan pokok. Pada akhirnya, pangan murah dan berkualitas bukan lagi impian, melainkan bagian dari keseharian rakyat.