JAKARTA - Pasar saham Indonesia kembali menghadapi tekanan pada Kamis, 18 September 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,21% ke level 8.008 setelah sebelumnya sempat bergerak menguat hingga area 8.063.
Meski melemah, sejumlah analis masih menilai bahwa ruang penguatan indeks belum sepenuhnya tertutup. Kondisi teknikal menjadi salah satu dasar pandangan bahwa IHSG masih memiliki potensi untuk kembali bergerak positif dalam waktu dekat.
Tekanan Jual Tahan Laju Indeks
Penurunan IHSG pada perdagangan Kamis dipengaruhi oleh maraknya aksi jual. Investor cenderung mengambil keuntungan setelah indeks sempat menyentuh area tertinggi di 8.068,01.
Di sisi lain, level terendah IHSG sepanjang perdagangan hari itu tercatat di 7.993,52. Secara keseluruhan, sebanyak 410 saham melemah, 261 menguat, dan 131 stagnan. Investor asing turut mencatatkan penjualan bersih senilai Rp358 miliar.
Tim riset MNC Sekuritas menilai bahwa secara teknikal, IHSG masih berada di bagian dari wave [iii] dari wave 3. Artinya, peluang untuk menguat menuju kisaran 8.102–8.125 tetap ada, asalkan tidak menembus level support.
Level support IHSG diperkirakan berada di 7.899 dan 7.848. Sementara itu, resistance berada di 8.039 dan 8.063. Dua level ini menjadi acuan penting bagi pelaku pasar dalam menentukan langkah berikutnya.
Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas
MNC Sekuritas memberikan rekomendasi strategi buy on weakness pada sejumlah saham pilihan. Beberapa di antaranya adalah emiten big cap perbankan hingga saham sektor energi.
Saham Bank Central Asia (BBCA) ditutup melemah 1,91% ke Rp7.700. Analis memberikan rekomendasi beli di kisaran Rp7.175–Rp7.525 dengan target harga Rp8.175–Rp8.500. Stop loss disarankan di bawah Rp7.000.
Selanjutnya, saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) justru menguat 4,98% ke Rp1.580. Saham ini direkomendasikan beli pada rentang Rp1.510–Rp1.565 dengan target Rp1.625–Rp1.675 dan stop loss di bawah Rp1.455.
Saham Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) turun 0,83% ke Rp595. Rekomendasi beli diberikan pada kisaran Rp580–Rp590 dengan target Rp615–Rp645. Stop loss di bawah Rp575 menjadi batas pengaman.
Adapun saham Rukun Raharja (RATU) naik 2,18% ke Rp5.850. Saham ini direkomendasikan beli pada rentang Rp5.550–Rp5.800 dengan target Rp6.225–Rp6.525 dan stop loss di bawah Rp5.275.
Rekomendasi ini menunjukkan bahwa meski indeks terkoreksi, peluang trading tetap tersedia bagi investor dengan strategi yang terukur.
Pandangan BRIDS: Waspadai Aksi Jual
Sementara itu, analis BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menilai IHSG sudah berada di area resistance. Kondisi overbought membuat potensi aksi sell on news perlu diwaspadai meski ada sentimen positif.
Sentimen yang dimaksud adalah pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia dan The Fed. Meski seharusnya memberi angin segar bagi pasar, euforia tersebut bisa dimanfaatkan sebagian pelaku untuk mengambil keuntungan jangka pendek.
Dalam analisis BRIDS, rekomendasi buy diberikan pada saham CUAN, TOBA, dan SRTG. Sebaliknya, saham ACES masuk dalam daftar rekomendasi jual.
Saham CUAN dinilai masih bullish setelah menembus resistance minor di Rp1.550. Potensi penguatan berikutnya diperkirakan menuju Rp1.700–Rp1.720.
Saham TOBA juga menunjukkan tren positif dengan rebound dari level support disertai volume perdagangan yang meningkat. Target harga jangka pendek berada di Rp1.420–Rp1.485.
Saham SRTG dipandang stabil di atas support trendline. Potensi penguatan mengarah ke Rp2.020–Rp2.150.
Namun, untuk saham ACES, rekomendasi yang diberikan adalah jual. Saham ini dinilai masih bearish setelah gagal menembus resistance di Rp454 dan berisiko turun ke Rp426.
Data Perdagangan IHSG
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, berikut data perdagangan IHSG pada Kamis, 18 September 2025:
Penutupan IHSG: 8.008,43
Perubahan harian: -16,75 poin atau -0,21%
Level tertinggi: 8.068,01
Level terendah: 7.993,52
Jumlah saham melemah: 410
Jumlah saham menguat: 261
Jumlah saham stagnan: 131
Net sell asing: Rp358 miliar
Data ini menunjukkan tekanan yang cukup kuat, namun masih dalam batas wajar jika dilihat dari tren jangka menengah.
Prospek ke Depan
Dengan fluktuasi yang terjadi, pelaku pasar disarankan tetap disiplin dalam mengatur strategi. Strategi buy on weakness bisa dimanfaatkan untuk saham-saham berfundamental baik yang sedang terkoreksi.
Selain itu, investor perlu memperhatikan faktor global seperti arah kebijakan suku bunga The Fed dan pergerakan dolar AS. Faktor eksternal ini seringkali memengaruhi pasar saham domestik secara signifikan.
IHSG masih memiliki peluang untuk kembali menguat jika mampu menembus resistance di atas 8.063. Namun, jika support di 7.899 jebol, investor perlu bersiap pada skenario pelemahan lebih lanjut.
Perdagangan Kamis, 18 September 2025, menutup IHSG di level 8.008 setelah melemah 0,21%. Meski terkoreksi, analis masih melihat adanya ruang penguatan dengan catatan level support tidak ditembus.
Saham-saham pilihan seperti BBCA, CUAN, RATU, dan MTEL masih dianggap menarik untuk strategi beli. Sementara itu, TOBA dan SRTG juga menjadi sorotan dengan potensi kenaikan lanjutan.
Investor disarankan tetap berhati-hati, memperhatikan level teknikal, dan tidak tergesa-gesa. Fluktuasi seperti ini bisa dimanfaatkan untuk jangka pendek, namun orientasi jangka panjang tetap perlu diprioritaskan.